A. Kondisi Geografis dan Administratif
Kabupaten Jepara, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan ibukotanya Jepara. Kabupaten Jepara terletak di posisi 110° 9' 48,02" sampai 110° 58' 37,40" Bujur Timur dan 5° 43' 20,67" sampai 6° 47' 25,83" Lintang Selatan. Batas administrasi Kabupaten Jepara adalah sebagai berikut :
- Utara : Laut Jawa
- Selatan : Kabupaten Demak
- Barat : Laut Jawa
- Timur : Kabupaten Kudus
Kabupaten Jepara memiliki luas 1.004,16 km² dan terbagi menjadi 14 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 183 desa dan 11 kelurahan. wilayah tersempit adalah Kecamatan Kalinyamatan (24,179 Km2), sedangkan wilayah terluas adalah Kecamatan Keling (231,758 km2). Sebagian besar luas wilayah merupakan tanah kering, sebesar 740,052 Km2 (73,70%) sisanya merupakan tanah sawah, sebesar 264,080 Km2 (26,30%).
Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah, dengan bagian barat dan utara dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau di Laut Jawa. Dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan.
Secara topografi, ketinggian permukaan tanah wilayah Kabupaten Jepara berada diantara 0 sampai 1.301 mdpl. Daerah terendah adalah Kecamatan Kedung antara 0 sampai 2 mdpl yang merupakan Dataran Pantai, sedangkan daerah yang tertinggi adalah Kecamatan Keling antara 0 sampai 1.301 mdpl merupakan Perbukitan Lereng Gunung Muria. Kabupaten Jepara beriklim tropis dengan rata-rata musim penghujan empat sampai lima bulan dan musim kemarau antara tujuh sampai delapan bulan dalam setahun, dengan suhu rata-rata antara 21,55oC sampai dengan 32,71oC.
PETA KABUPATEN JEPARA
B. Kondisi Demografi
Berdasarkan hasil pencacahan SP 2010, Jumlah Penduduk Kabupaten Jepara (sementara) adalah 1.097.158 orang, yang terdiri atas 547.876 laki‐laki dan 549.282 perempuan. Dari hasil SP 2010 tersebut distribusi penduduk terbanyak adalah Kecamatan Tahunan sebesar 9,26% (101.625 orang) dan terbanyak kedua adalah Kecamatan Bangsri 8,54% (93.731 orang), kecamatan yang penduduknya terkecil adalah Kecamatan Karimunjawa sebesar 0.80% (8.732 orang).
Dengan luas wilayah sekitar 1.004,132 kilometer persegi yang didiami oleh 1.097.158 orang, maka rata‐rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Jepara adalah sebanyak 1.093 orang per kilometer persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Jepara, yakni sebanyak 3.222 orang per kilometer persegi, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Karimunjawa sebanyak 123 orang per kilometer persegi. ( Sumber : BPS Kab. Jepara 2010 )
C. Kondisi Ekonomi
Sektor unggulan pertama di Kabupaten Jepara adalah industri pengolahan. Kemudian sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran hampir menduduki urutan berikutnya. Berdasar hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa ketiga sektor yaitu sektor industri pengolahan, sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan andalan utama Kabupaten Jepara saat ini karena kontribusinya cukup besar.
Kabupaten Jepara memiliki beberapa keunggulan komparatif antara lain jumlah tenaga kerja sektor industri mebel sangat besar, sedangkan keunggulan kompetitifnya antara lain kualitas produk industri yang sudah dikenal di manca negara. Jenis industri yang berkembang dan merupakan komoditi unggulan, antara lain kerajinan mebel, tenun ikat troso, konveksi, keramik/gerabah. Potensi dan perkembangan industri meubel di Kabupaten Jepara yang paling menonjol adalah di Kawasan Tahunan, yang ditunjukkan dengan keberadaan 32 industri besar, 196 industri sedang dan 1.973 industri Iced yang tersebar di seluruh desa.Selain itu, di Kabupaten Jepara juga banyak terdapat tempat pariwisata yang sangat memikat wisatawan, sehingga sektor ini juga selama ini memberikan kontribusi yang cukup baik bagi pendapatan daerah.
D. Kondisi Sosial Budaya
Sejarah Jepara menunjukkan bahwa pada tahun 1470 Jepara merupakan kota pantai yang baru dihuni oleh 90-100 orang serta dipimpin oleh Aryo Timur. Dengan ketekunan, keuletan, ketabahan dan kegigihannya, Aryo Timur berhasil mengembangkan kota pantai kecil yang dikelilingi benteng berupa kayu dan bambu ini, menjadi sebuah bandar yang cukup besar. Di Kabupaten Jepara saat ini terdapat empat situs bersejarah. Kebesaran Kabupaten Jepara pada masa lalu serta potensi sosial budaya dan ekonomi yang dimiliki, saat ini dihadapkan pada perubahan yang dinamis dalam konteks globalisasi pada satu sisi, dan kecenderungan menguatnya semangat otonomi daerah pada sisi yang lain, menuntut adanya paradigma pembangunan yang adaptatif terhadap dua kutub kecenderungan tersebut sebagai upaya untuk menempatkan Kabupaten Jepara tetap menjadi Kabupaten yang terkemuka. Terkait hal tersebut berikut akan diuraikan kondisi sosial budaya daerah, antara lain pada aspek pendidikan, kesehatan, agama, kesejahteraan sosial, pariwisata, kebudayaan dan Indeks Pembangunan Manusia.
Sumber :
Dinas Lingkungan Hidup Pertambangan dan Energi Kabupaten Jepara. 2007. "Laporan Status Lingkungan Hidup Kabupaten Jepara Tahun 2007". Jepara : Pemkab Jepara.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jepara. 2007. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2005 - 2025. Jepara: Pemkab Jepara.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara Tahun 2010.
0 komentar:
Posting Komentar