Kegiatan studio proses perencanaan dilakukan di jepara selama 5 hari. Wilayah studi kami adalah Kelurahan Mulyoharjo, Kecamatan Jepara. Kami berangkat ke jepara hari minggu tanggal 24 April 2011 jam 10 malam. Perjalanan menuju Jepara sangat melelahkan tapi juga mengasyikkan, karena dapat menikmati keindahan malam hari. Kami tiba di Jepara tepatnya di rumah ketua kami, Ipul yang masih berada di Kecamatan Jepara jam setengah satu malam. Di rumah Ipul tidak hanya ada kelompok kami, tapi juga kelompok 4 dan 5 yang turut menginap. Seketika suasana rumah Ipul yang sepi menjadi ramai. Tiba di rumah Ipul, kami langsung tidur karena kelelahan setelah 2,5 jam menempuh perjalanan.
Hari senin,
kami bangun pagi karena harus survey instansi. Survey instansi hanya dilakukan oleh cowok dan para cewek merevisi proposal teknis di rumah Ipul. Ternyata, survey instansi tidak semudah yang dibayangkan. Dari sekian banyak instansi, ada 5 instansi salah satunya Dinas PU yang menolak memberikan data karena merasa surat izin surveynya bukan surat asli tapi hanya fotocopian, padahal data dari Dinas PU-lah yang paling banyak dicari dan dibutuhkan. Kami sangat kecewa, terpaksa kami pulang dengan mendapatkan data apa adanya. Untungnya masih ada teman kami yang berada di semarang karena ada urusan pengumpulan tugas mata kuliah lain, dengan bantuannya kami dapat keluar dari masalah kami, kami sangat lega karena berhasil mendapatkan surat survey dan pengambilan data asli.
Hari senin,
kami bangun pagi karena harus survey instansi. Survey instansi hanya dilakukan oleh cowok dan para cewek merevisi proposal teknis di rumah Ipul. Ternyata, survey instansi tidak semudah yang dibayangkan. Dari sekian banyak instansi, ada 5 instansi salah satunya Dinas PU yang menolak memberikan data karena merasa surat izin surveynya bukan surat asli tapi hanya fotocopian, padahal data dari Dinas PU-lah yang paling banyak dicari dan dibutuhkan. Kami sangat kecewa, terpaksa kami pulang dengan mendapatkan data apa adanya. Untungnya masih ada teman kami yang berada di semarang karena ada urusan pengumpulan tugas mata kuliah lain, dengan bantuannya kami dapat keluar dari masalah kami, kami sangat lega karena berhasil mendapatkan surat survey dan pengambilan data asli.
Hari kedua,
rencana kami adalah melakukan observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner di wilayah amatan I, yaitu di kawasan Industri Ukir. Rencananya kami akan melakukan survey pada pagi hari jam 8, namun ternyata jadwal yang telah ditetapkan tidak dilaksanakan dengan baik. Suasana pagi hari yang nyaman, membuat kami malas bangun pagi. Akibatnya kami molor 1 jam, jam 9 pagi kami baru berangkat dari rumah Ipul. Sebelum ke wilayah amatan, kami makan pagi terlebih dahulu. Kami sarapan di warung makan Ibu Sri depan SMA 1 jepara. Makan di sana sangat menyenangkan, karena pilihan menunya bermacam-macam dan harganya yang sangat murah. Setelah makan, kami langsung ke wilayah amatan dan membutuhkan waktu hanya sekitar 10 menit.
rencana kami adalah melakukan observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner di wilayah amatan I, yaitu di kawasan Industri Ukir. Rencananya kami akan melakukan survey pada pagi hari jam 8, namun ternyata jadwal yang telah ditetapkan tidak dilaksanakan dengan baik. Suasana pagi hari yang nyaman, membuat kami malas bangun pagi. Akibatnya kami molor 1 jam, jam 9 pagi kami baru berangkat dari rumah Ipul. Sebelum ke wilayah amatan, kami makan pagi terlebih dahulu. Kami sarapan di warung makan Ibu Sri depan SMA 1 jepara. Makan di sana sangat menyenangkan, karena pilihan menunya bermacam-macam dan harganya yang sangat murah. Setelah makan, kami langsung ke wilayah amatan dan membutuhkan waktu hanya sekitar 10 menit.
Sesampainya di kawasan industry kami di sangat takjub karena sentra industry ukir sangat besar dan terdiri atas 5 sentra. Sedangkan untuk satu sentranya sendiri mencapai 100 meter. Kami sangat terpukau melihat hasil ukiran yang banyak di pajang di sepanjang jalan. Semuanya terbuat dari kayu, sangat bagus dan unik, dari ukuran yang paling kecil hingga yang sangat besar. Disana juga terdapat berbagai macam ukiran, dari binatang seperti burung, gajah, kuda, kura-kura hingga bentuk orang seperti ukiran dewa-dewa hindu dan budha hingga ukiran manusia. Di sepanjang kanan kiri jalan yang kami jumpai hanyalah ukiran-ukiran dan para pengukir yang sedang sibuk mengukir.
Untuk efisiensi waktu, kelompok kami dibagi menjadi tiga tim, tim A, B dan C. Tim A, terdiri atas 2 orang yaitu Lina dan Rison melakukan survey ke Kelurahan untuk meminta izin dan meminta data yang dibutuhkan. Tim B terdiri atas 5 orang melakukan survey di dari sentra 1 sampai 3, sedangkan tim C terdiri atas 5 orang melakukan survey dari sentra 4 sampai 5. Tim A dan tim B sendiri dibagi menjadi 2 kelompok kecil lagi, yaitu 3 orang untuk wawancara para pengukir dan melakukan dokumentasi proses produksi serta 2 orang menyebarkan kuesioner untuk pengunjung. Tim A yang melakukan wawancara adalah Nunu, Niam dan Poppy, sedangkan Farul dan Denny menyebarkan kuesioner pengunjung. Tim B yang melakukan wawancara terhadap pengukir adalah Yulis, Aryadi dan Titin, sedangkan Ipul dan Galih menyebarkan kuesioner.
Banyak hal yang lucu dan menarik selama melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner. Wawancara yang dilakukan adalah terhadap para pengukir. Pada saat pertama kali kami memasuki showroom untuk meminta izin melakukan wawancara, kami langsung ditolak. Mereka tidak mau diwawancarai dengan alasan yang tidak jelas. Kami sangat kecewa, tapi untungnya ketika kami ke pengukir yang lain, pengukir tersebut menerima kami dengan ramah. Kami melakukan wawancara hingga lama, karena keasyikan bercerita. Bahkan kami juga dijamu dengan disuguhi minuman. Kami merasa sangat tidak enak karena tadi bapak yang kami wawancarai sedang mengukir patung yang besar dan kami malah menghabiskan waktunya. Disamping mendapatkan pengukir yang baik untuk diwawancarai, kami juga mendapatkan pengukir yang sombong. Bapak pengukir yang kami wawancara kebetulan pernah belajar hingga belanda sehingga beliau malah menceritakan tentang pengalamannya di belanda dan tidak berfokus dengan pertanyaan yang kami ajukan. Bahkan banyak jawabannya yang tidak sesuai dengan yang kami harapkan. Selama 2,5 jam, kami berhasil melakukan wawancara terhadap 11 pengukir dari sentar 1 hingga 5.
Pengalaman yang unik juga dialami oleh tim yang menyebarkan kuesioner kepada para pengunjung sentra ukir, karena hingga jam 12 siang baru mendapatkan 2 pengunjung. Entah kenapa pada hari itu pengunjungnya sangat sepi. Ketika kami beristirahat di mushola dutengah-tengah sentra industry, di dekat mushola terdapat mobil yang kami ketahui bersal dari luar kota. Kami pun menunggu sambil istirahat. Ketika pemilik mobil tersebut datang dan memasuki toko souvenir, kami sangat senang karena ada 3 orang. Kami langsung berlari menghampiri, namun sayangnya hanya ada 1 orang yang mau mengisi kuesioner. Suasana jepara di siang hari yang sangat panas, membuat kami sedikit malas melanjutkan survey kami, tapi setelah istirahat sebentar dan sholat dengan semangat kami melanjutkan wawancara dan menyebarkan kuesioner. Penyebaran kuesioner selain kepada pengunjung juga kepada masyarakat setempat untuk mengetahui aktivitas masyaraktnya. Jam 3 sore, kami semua berkumpul di masjid Mulyoharjo untuk mengevaluasi apa yang telah kami dapatkan. Untuk wawancara, hasilnya telah sesuai dengan yang kami harapkan, namun untuk kuesinernya tidak karena kami hanya mendapatkan 4 pengunjung dari target 20 pengunjung. Kami pun memutuskan untuk pulang saja karena di rumah Ipul juga sudah banyak kelompok lain yang menunggu untuk mengambil data. maklumlah, rumah Ipul dijadikan bank data studio kali ini, jadi kami harus sedikit berkorban meluangkan waktu kami untuk melayani teman-teman dari kelompok lain yang datang. Ketika akan pulang, kami sedikit kaget karena ternyata sore hari itu pengunjung meningkat dan terdapat bule juga. Kami pun mengurungkan niat kami untuk pulang dan berusaha mengejar para pengunjung dan bule tersebut, namun sayang usaha kami sia-sia karena mereka tidak ada yang mau di wawancarai atau mengisi kuesioner. Entah kami yang tidak bisa bahasa inggris, atau karena tampang kami yang kurang meyakinkan, bule itu sama sekali tidak menggubris kami, padahal kami sudah rela-rela secara diam-diam mengikuti bule itu. Karena lelah, kami pun pulang. Sesampainya di rumah Ipul, sekitar jam 4 sore, kami semua langsung tertidur karena kecapekan.
Malamnya jam 8 an, kami keluar bersama mencari makan. Kami hanya makan nasi goreng di deket rumah Ipul, soalnya Ipul sendiri tidak bisa mengantar kami keluar karena ada kelompok 5 yang datang untuk numpang mandi di rumah Ipul. Kami sempet geli mendengar mereka numpang mandi, tapi kami juga merasa iba, karena katanya mereka akan menginap dibalai desa. Tapi untungnya tidak, mereka masih bisa menginap di rumah saudara salah satu anggota mereka. Ketika keluar makan nasi goring, suasana di jepara sangat sepi. Berbeda jauh dengan kota semarang. Jam 8 di jepara, sama kayak jam 12 di semarang, jarang banget ada kendaraan yang lewat. Kata ipul, di jepara memang seperti itu, entah karena apa kalo malem jarang ada yang keluar. Mungkin yang ramai hanya di alaun-alun kota dan sekitarnya. Setelah makan, kami langsung berkumpul untuk melakukan kompilasi data yang telah kita dapatkan hari itu. Kami mengetik ulang semua hasil wawancara dan kuesioner. Kami semua bekerja bersama-sama, tidak ada satupun yang menganggur. Kami mengerjakan hingga jam 11 an malam, kemudian setelah itu kami melakukan refreshing dengan menonton tivi bersama baru kemudian tidur.
Hari rabu,
kami melanjutkan survey kami. Pagi ini kami semua bangun lebih pagi karena target kita hari ini adalah kita telah menyelesaikan semuanya, baik itu wawancara kelurahan, LSM, maupun penyebaran kuesioner kepada pengunjung dan masyarakat. Pada hari itu, kami berusaha sangat keras. Data dari kelurahan, kuesioner masyarakat telah kami dapatkan sesuai target pada jam 12 siang. Setelah itu, kami mencari pengunjung hingga sore hari. Karena belajar dari pengalaman hari sebelumnya para pengunjung banyak yang datang pada sore hari. Ternyata benar, sore itu jumlah pengunjung meningkat dan kami berhasil mendapatkan data kuesioner sebanyak 16 pengunjung, bahkan salah satunya adalah bule. Jadi target penyebaran kuesioner pengunjung dan masyarakat semuanya telah kami dapatkan. Jam 3 sore, 4 diantara kami masih harus melakukan wawancara ke LSM yaitu OCI. Tadi siang mereka telah menunggu ketua OCI untuk wawancara tapi setelah berjam-jam menunggu ternyata ketuanya tidak dapat di wawamcarai dan sedang tidur. Jadi wawancara di undur hingga jam 3 sore. Selain itu juga, sesepuh desa yang ingin kami wawancarai yang tadi pagi ada disawah, ternyata sedang tidur. Beliau tidak mau diganggu dan maunya di wawancara jam 7 malam. Sembari menunggu 4 teman kami yang wawancara ke LSM, kami pun jalan-jalan mencari pantai yang bagus. Kami pun jalan kearah bandengan dan menemukan pantai bandengan yang bagus dan masuk secara gratis tanpa membayar. Karena masih panas, kami memutuskan untuk pulang dan berniat kembali lagi kesana lain waktu di sore hari.
kami melanjutkan survey kami. Pagi ini kami semua bangun lebih pagi karena target kita hari ini adalah kita telah menyelesaikan semuanya, baik itu wawancara kelurahan, LSM, maupun penyebaran kuesioner kepada pengunjung dan masyarakat. Pada hari itu, kami berusaha sangat keras. Data dari kelurahan, kuesioner masyarakat telah kami dapatkan sesuai target pada jam 12 siang. Setelah itu, kami mencari pengunjung hingga sore hari. Karena belajar dari pengalaman hari sebelumnya para pengunjung banyak yang datang pada sore hari. Ternyata benar, sore itu jumlah pengunjung meningkat dan kami berhasil mendapatkan data kuesioner sebanyak 16 pengunjung, bahkan salah satunya adalah bule. Jadi target penyebaran kuesioner pengunjung dan masyarakat semuanya telah kami dapatkan. Jam 3 sore, 4 diantara kami masih harus melakukan wawancara ke LSM yaitu OCI. Tadi siang mereka telah menunggu ketua OCI untuk wawancara tapi setelah berjam-jam menunggu ternyata ketuanya tidak dapat di wawamcarai dan sedang tidur. Jadi wawancara di undur hingga jam 3 sore. Selain itu juga, sesepuh desa yang ingin kami wawancarai yang tadi pagi ada disawah, ternyata sedang tidur. Beliau tidak mau diganggu dan maunya di wawancara jam 7 malam. Sembari menunggu 4 teman kami yang wawancara ke LSM, kami pun jalan-jalan mencari pantai yang bagus. Kami pun jalan kearah bandengan dan menemukan pantai bandengan yang bagus dan masuk secara gratis tanpa membayar. Karena masih panas, kami memutuskan untuk pulang dan berniat kembali lagi kesana lain waktu di sore hari.
Malam harinya, kami kembali mencari makan di luar. Ada hal unik dan menyabalkan yang kami alami. Karena banyaknya makanan, kami bingung mau makan apa dan memutuskan mampir ke penyetam dengan alasan mencari yang murah. Namun ternyata, saat membayar, kami semua shock karena harga penyet yang kami makan sangat mahal, bayangkan saja kami harus membayar 8 ribu untuk oenyet telur tempe. Harga itu 2 kali lipat harga di semarang. Kami langsung tertawa sendiri dan merasa dibodohi penjualnya. Ketika yang lain setelah melakukan wawancara kepada sesepuh datang, kami melarang mereka makan ditempat tersebut dan menyarankan mereka mencari tempat lain. Mereka pun menurut dan sialnya, harga penyet yang mereka makan lebih mahal dari yang kami makan. Ternyata nasib merek lebih malang dari kami. Setelah makan malam, kami melanjutkan melakukan kompilasi data yang telah kita peroleh. Setelah selesai, baru kemudian kami istirahat.
Hari selanjutnya,
target kita adalah menyelesaikan revisi proptek dan melanjutkan mengolah data yang telah diperoleh baik itu dari hasil observasi, wawancara dan kuesioner maupun dari instansi. Kami harus memilah-milah data-data instansi yang diperoleh sesuai dengan yang dibutuhkan saja. Pagi itu, kami semua bangun kesiangan. Pak ketua, Ipul sempat marah kepada kami karena kami tidak bisa bangun pagi (padahal biasanya pak ketua yang susah bangun pagi). pagi itu kami tidak mencari makan di luar karena mamanya Ipul sudah menyediakan makan pagi untuk kami. Kami sangat bersyukur bisa menginap di rumah Ipul, karena orang tua Ipul sangat baik kepada kami. Kami selalu di sediain makanan, camilan dan minuman, terutama ketika kami sedang dirumah dan mengerjakan revisi atau kompilasi data. hingga sore hari, kami telah menyelesaikan proposal teknis, dan menyelasikan mengkompilasikan data. Disela-sela mengerjakan, kami selalu bercerita tentang pengalamn kami selama melakukan wawancara dan menyebar kuesioner. Banyak hal-hal lucu yang terjadi. Seperti saat menyebar kuesioner ke masayarakat setempat.
Ada masayarakat yang menjawab pertanyaan dengan hal-hal yang aneh dan lucu seperti:
- Apa budaya dan tradisi yang masih ada disini? Ada yang menjawab : Tawuran.
- Apa pekerjaan lain Anda disamping pekerjaan tetap? Ada yang menjawab: Paranormal.
- Fasilitas apa yang perlu di tambahkan di Kelurahan Mulyoharjo? Ada yang menjawab : Kursus ngamplas.
Padahal secara logika, tidak ada budaya tawuran, dan tidak ada tempat kursus untuk mengamplas. Ada juga hal lucu yang terjadi. Ketika seorang ibu-ibu telah selesai mengisi kuesioner, kemudian ia baru akan menulis identitas dirinya tapi dia menuliskan nama suaminya. Kemudian ibu itu berkata sendiri “Lho, kalo namanya Pak Eko, kok pekerjaannya Ibu Rumah Tangga? Ganti sek, ganti sek.” Kami tertawa sendiri mendengarnya.
Meskipun sambil becanda, revisi proptek kami tetep berjalan lancar. Dan ini hasilnya, "cover yang cukup fenomenal by ni'am & farul"
Meskipun sambil becanda, revisi proptek kami tetep berjalan lancar. Dan ini hasilnya, "cover yang cukup fenomenal by ni'am & farul"
"Cover Proptek"
Pada Malam hari, setelah tugas kami selesai, kami jalan-jalan ke kelompok 2 di kecamatan Mlonggo. Ternyata, di sana suasananya sangat sepi, tidak seperti ditempat kami. Tempatnya juga horror. Kami sangat senang bisa berkunjung kesana, karena biasanya kelompok lain yang berkunjung ke tempat kami. Setelah bercerita- cerita dan bermain kami pun memutuskan pulang, karena kelompok mereka akan makan malam, dan kami juga belum makan malam.
Hari jumat,
kami mengedit data-data yang belum kami kompilasi, sekaligus menunggu kelompok 3 yang datang berkunjung. Kami sangat senang mereka datang berkunjung, suasana rumah ipul jadi ramai. Tapi sayang, mereka Cuma sebentar karena mereka akan pulang ke semarang. Siang harinya kami jalan-jalan ke pulau panjang. Di sana sangat menyenangkan karena masih sepi dan pantainya sangat indah. Namun, disana juga kami sangat lelah sekali karena harus keliling pulau. Kaki kami langsung pegal-pegal. Namun, kelelahan kami berhasil diobati setelah kami jalan-jalan di pantai bandengan dan menimati sunset disana. Sunsetnya sangat indah. Laut pantai bandengan yang tenang membuat hati menjadi damai. Nyaman dan tenang sekali.
kami mengedit data-data yang belum kami kompilasi, sekaligus menunggu kelompok 3 yang datang berkunjung. Kami sangat senang mereka datang berkunjung, suasana rumah ipul jadi ramai. Tapi sayang, mereka Cuma sebentar karena mereka akan pulang ke semarang. Siang harinya kami jalan-jalan ke pulau panjang. Di sana sangat menyenangkan karena masih sepi dan pantainya sangat indah. Namun, disana juga kami sangat lelah sekali karena harus keliling pulau. Kaki kami langsung pegal-pegal. Namun, kelelahan kami berhasil diobati setelah kami jalan-jalan di pantai bandengan dan menimati sunset disana. Sunsetnya sangat indah. Laut pantai bandengan yang tenang membuat hati menjadi damai. Nyaman dan tenang sekali.
On The Ship ke Pulau Panjang..
Satudio di Pulau Panjang/Pulau Kosong
Satudio di Bandengan (gratisssan) |
Malamnya kami jalan-jalan keliling kota jepara sekalian mencari makan, kami juga bertemu dengan kelompok 2 dan jalan-jalan bersama lalu berfoto di patung kartini. Kami pulang ke semarang sabtu pagi..
dan akhirnya kita selamat sampai SEMARANG..welcome rutinitas kuliah..hmmm...
tapi seenggaknya studio seminggu di Jepara = Refresh otak lah..haha
dan akhirnya kita selamat sampai SEMARANG..welcome rutinitas kuliah..hmmm...
tapi seenggaknya studio seminggu di Jepara = Refresh otak lah..haha
0 komentar:
Posting Komentar