Sabtu, 09 Juli 2011

Penstrukturan Masalah

Setelah melakukan survey lapangan, kita menstrukturkan masalah yang ada di Kelurahan Mulyoharjo. Dan ini adalah hasilnya berupa pohon masalah :




Bedasarkan pohon masalah diatas, didapatkan satu masalah pokok yang terjadi di Kelurahan Mulyoharjo yaitu "Lambatnya perkembangan industri ukir di Kelurahan Mulyoharjo". Maksudnya adalah dengan lambatnya perkembangan industri ukir di Kelurahan Mulyoharjo akan memberi dampak bagi perkembangan industri itu sendiri baik dampak langsung maupun dampak jangka panjang. Dampak langsung yang mungkin terjadi adalah industrti ukir akan dikuasai oleh pengusaha-pengusaha dari luar Kelurahan Mulyoharjo. Sedangkan dampak jangka panjangnya adalah menurunnya kesejahteraan masyarakat Kelurahan Mulyoharjo.

Rabu, 04 Mei 2011

Peta Fasilitas

Setelah Melakukan observasi di lapangan, kami bisa memetakan lokasi fasilitas-fasilitas yang mencirikan aktivitas perkotaan di Mulyoharjo. Berikut ini peta - peta fasilitasnya :


Peta Lokasi Fasilitas Pendidikan


Peta Lokasi Fasilitas Kesehatan


Peta Lokasi Fasilitas Perdagangan dan Jasa

Selasa, 03 Mei 2011

Cerita Satudio di Jepara

Kegiatan studio proses perencanaan dilakukan di jepara selama 5 hari. Wilayah studi kami adalah Kelurahan Mulyoharjo, Kecamatan Jepara. Kami berangkat ke jepara hari minggu tanggal 24 April 2011 jam 10 malam. Perjalanan menuju Jepara sangat melelahkan tapi juga mengasyikkan, karena dapat menikmati keindahan malam hari. Kami tiba di Jepara tepatnya di rumah ketua kami, Ipul yang masih berada di Kecamatan Jepara jam setengah satu malam. Di rumah Ipul tidak hanya ada kelompok kami, tapi juga kelompok 4 dan 5 yang  turut menginap. Seketika suasana rumah Ipul yang sepi menjadi ramai. Tiba di rumah Ipul, kami langsung tidur karena kelelahan setelah 2,5 jam menempuh perjalanan.


Hari senin
kami bangun pagi karena harus survey instansi. Survey instansi hanya dilakukan oleh cowok dan para cewek merevisi proposal teknis di rumah Ipul. Ternyata, survey instansi tidak semudah yang dibayangkan. Dari sekian banyak instansi, ada 5 instansi salah satunya Dinas PU yang menolak memberikan data karena merasa surat izin surveynya bukan surat asli tapi hanya fotocopian, padahal data dari Dinas PU-lah yang paling banyak dicari dan dibutuhkan. Kami sangat kecewa, terpaksa kami pulang dengan mendapatkan data apa adanya. Untungnya masih ada teman kami yang berada di semarang karena ada urusan pengumpulan tugas mata kuliah lain, dengan bantuannya kami dapat keluar dari masalah kami, kami sangat lega karena berhasil mendapatkan surat survey dan pengambilan data asli.

Hari kedua
rencana kami adalah melakukan observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner di wilayah amatan I, yaitu di kawasan Industri Ukir.  Rencananya kami akan melakukan survey pada pagi hari jam 8, namun ternyata jadwal yang telah ditetapkan tidak dilaksanakan dengan baik. Suasana pagi hari yang nyaman, membuat kami malas bangun pagi. Akibatnya kami molor 1 jam, jam 9 pagi kami baru berangkat dari rumah Ipul. Sebelum ke wilayah amatan, kami makan pagi terlebih dahulu. Kami sarapan di warung makan Ibu Sri depan SMA 1 jepara. Makan di sana sangat menyenangkan, karena pilihan menunya bermacam-macam dan harganya yang sangat murah.  Setelah makan, kami langsung ke wilayah amatan dan membutuhkan waktu hanya sekitar 10 menit.
Sesampainya di kawasan industry kami di sangat takjub karena sentra industry ukir sangat besar dan terdiri atas 5 sentra. Sedangkan untuk satu sentranya sendiri mencapai 100 meter. Kami sangat terpukau melihat hasil ukiran yang banyak di pajang di sepanjang jalan. Semuanya terbuat dari kayu, sangat bagus dan unik, dari ukuran yang paling kecil hingga yang sangat besar. Disana juga terdapat berbagai macam ukiran, dari binatang seperti burung, gajah, kuda, kura-kura hingga bentuk orang seperti ukiran dewa-dewa hindu dan budha hingga ukiran manusia. Di sepanjang kanan kiri jalan yang kami jumpai hanyalah ukiran-ukiran dan para pengukir yang sedang sibuk mengukir.

Untuk efisiensi waktu, kelompok kami dibagi menjadi tiga tim, tim A, B dan C. Tim A, terdiri atas 2 orang yaitu Lina dan Rison melakukan survey ke Kelurahan untuk meminta izin dan meminta data yang dibutuhkan. Tim B terdiri atas 5 orang melakukan survey di dari sentra 1 sampai 3, sedangkan  tim C terdiri atas 5 orang melakukan survey dari sentra 4 sampai 5. Tim A dan tim B sendiri dibagi menjadi 2 kelompok kecil lagi, yaitu 3 orang untuk wawancara para pengukir dan melakukan dokumentasi proses produksi serta 2 orang menyebarkan kuesioner untuk pengunjung. Tim A yang melakukan wawancara adalah Nunu, Niam dan Poppy, sedangkan Farul dan Denny menyebarkan kuesioner pengunjung. Tim B yang melakukan wawancara terhadap pengukir adalah Yulis, Aryadi dan Titin, sedangkan Ipul dan Galih menyebarkan kuesioner.
Banyak hal yang lucu dan menarik selama melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner. Wawancara yang dilakukan adalah terhadap para pengukir. Pada saat pertama kali kami memasuki showroom untuk meminta izin melakukan wawancara, kami langsung ditolak. Mereka tidak mau diwawancarai dengan alasan yang tidak jelas. Kami sangat kecewa, tapi untungnya ketika kami ke pengukir yang lain, pengukir tersebut menerima kami dengan ramah. Kami melakukan wawancara hingga lama, karena keasyikan bercerita. Bahkan kami juga dijamu dengan disuguhi minuman. Kami merasa sangat tidak enak karena tadi bapak yang kami wawancarai sedang mengukir patung yang besar dan kami malah menghabiskan waktunya. Disamping mendapatkan pengukir yang baik untuk diwawancarai, kami juga mendapatkan pengukir yang sombong. Bapak pengukir yang kami wawancara kebetulan pernah belajar hingga belanda sehingga beliau malah menceritakan tentang pengalamannya di belanda dan tidak berfokus dengan pertanyaan yang kami ajukan. Bahkan banyak jawabannya yang tidak sesuai dengan yang kami harapkan. Selama 2,5 jam, kami berhasil melakukan wawancara terhadap 11 pengukir dari sentar 1 hingga 5.
Pengalaman yang unik juga dialami oleh tim yang menyebarkan kuesioner kepada para pengunjung sentra ukir, karena hingga jam 12 siang baru mendapatkan 2 pengunjung. Entah kenapa pada hari itu pengunjungnya sangat sepi. Ketika kami beristirahat di mushola dutengah-tengah sentra industry, di dekat mushola terdapat mobil yang kami ketahui bersal dari luar kota. Kami pun menunggu sambil istirahat. Ketika pemilik mobil tersebut datang dan memasuki toko souvenir, kami sangat senang karena ada 3 orang. Kami langsung berlari menghampiri, namun sayangnya hanya ada 1 orang yang mau mengisi kuesioner. Suasana jepara di siang hari yang sangat panas, membuat kami sedikit malas melanjutkan survey kami, tapi setelah istirahat sebentar dan sholat dengan semangat kami melanjutkan wawancara dan menyebarkan kuesioner. Penyebaran kuesioner selain kepada pengunjung juga kepada masyarakat setempat untuk mengetahui aktivitas masyaraktnya. Jam 3 sore, kami semua berkumpul di masjid Mulyoharjo untuk mengevaluasi apa yang telah kami dapatkan. Untuk wawancara, hasilnya telah sesuai dengan yang kami harapkan, namun untuk kuesinernya tidak karena kami hanya mendapatkan 4 pengunjung dari target 20 pengunjung. Kami pun memutuskan untuk pulang saja karena di rumah Ipul juga sudah banyak kelompok lain yang menunggu untuk mengambil data. maklumlah, rumah Ipul dijadikan bank data studio kali ini, jadi kami harus sedikit berkorban meluangkan waktu kami untuk melayani teman-teman dari kelompok lain yang datang. Ketika akan pulang, kami sedikit kaget karena ternyata sore hari itu pengunjung meningkat dan terdapat bule juga. Kami pun mengurungkan niat kami untuk pulang dan berusaha mengejar para pengunjung dan bule tersebut, namun sayang usaha kami sia-sia karena mereka tidak ada yang mau di wawancarai atau mengisi kuesioner. Entah kami yang tidak bisa bahasa inggris, atau karena tampang kami yang kurang meyakinkan, bule itu sama sekali tidak menggubris kami, padahal kami sudah rela-rela secara diam-diam mengikuti bule itu.  Karena lelah, kami pun pulang. Sesampainya di rumah Ipul, sekitar jam 4 sore, kami semua langsung tertidur karena kecapekan.
Malamnya jam 8 an, kami keluar bersama mencari makan. Kami hanya makan nasi goreng di deket rumah Ipul, soalnya Ipul sendiri tidak bisa mengantar kami keluar karena ada kelompok 5 yang datang untuk numpang mandi di rumah Ipul. Kami sempet geli mendengar mereka numpang mandi, tapi kami juga merasa iba, karena katanya mereka akan menginap dibalai desa. Tapi untungnya tidak, mereka masih bisa menginap di rumah saudara salah satu anggota mereka. Ketika keluar makan nasi goring, suasana di jepara sangat sepi. Berbeda jauh dengan kota semarang. Jam 8 di jepara, sama kayak jam 12 di semarang, jarang banget ada kendaraan yang lewat. Kata ipul, di jepara memang seperti itu, entah karena apa kalo malem jarang ada yang keluar. Mungkin yang ramai hanya di alaun-alun kota dan sekitarnya. Setelah makan, kami langsung berkumpul untuk melakukan kompilasi data yang telah kita dapatkan hari itu. Kami mengetik ulang semua hasil wawancara dan kuesioner. Kami semua bekerja bersama-sama, tidak ada satupun yang menganggur. Kami mengerjakan hingga jam 11 an malam, kemudian setelah itu kami melakukan refreshing dengan menonton tivi bersama baru kemudian tidur.

Hari rabu
kami melanjutkan survey kami. Pagi ini kami semua bangun lebih pagi karena target kita hari ini adalah kita telah menyelesaikan semuanya, baik itu wawancara kelurahan, LSM, maupun penyebaran kuesioner kepada pengunjung dan masyarakat.  Pada hari itu, kami berusaha sangat keras. Data dari kelurahan, kuesioner masyarakat telah kami dapatkan sesuai target pada jam 12 siang. Setelah itu, kami mencari pengunjung hingga sore hari. Karena belajar dari pengalaman hari sebelumnya para pengunjung banyak yang datang pada sore hari. Ternyata benar, sore itu jumlah pengunjung meningkat dan kami berhasil mendapatkan data kuesioner sebanyak 16 pengunjung, bahkan salah satunya adalah bule. Jadi target penyebaran kuesioner pengunjung dan masyarakat semuanya telah kami dapatkan. Jam 3 sore, 4 diantara kami masih harus melakukan wawancara ke LSM yaitu OCI. Tadi siang mereka telah menunggu ketua OCI untuk wawancara tapi setelah berjam-jam menunggu ternyata ketuanya tidak dapat di wawamcarai dan sedang tidur. Jadi wawancara di undur hingga jam 3 sore. Selain itu juga, sesepuh desa yang ingin kami wawancarai yang tadi pagi ada disawah, ternyata sedang tidur. Beliau tidak mau diganggu dan maunya di wawancara jam 7 malam. Sembari menunggu 4 teman kami yang wawancara ke LSM, kami pun jalan-jalan mencari pantai yang bagus. Kami pun jalan kearah bandengan dan menemukan pantai bandengan yang bagus dan masuk secara gratis tanpa membayar. Karena masih panas, kami memutuskan untuk pulang dan berniat kembali lagi kesana lain waktu di sore hari.
Malam harinya, kami kembali mencari makan di luar. Ada hal unik dan menyabalkan yang kami alami. Karena banyaknya makanan, kami bingung mau makan apa dan memutuskan mampir ke penyetam dengan alasan mencari yang murah. Namun ternyata, saat membayar, kami semua shock karena harga penyet yang kami makan sangat mahal, bayangkan saja kami harus membayar 8 ribu untuk oenyet telur tempe. Harga itu 2 kali lipat harga di semarang. Kami langsung tertawa sendiri dan merasa dibodohi penjualnya. Ketika yang lain setelah melakukan wawancara kepada sesepuh datang, kami melarang mereka makan ditempat tersebut dan menyarankan mereka mencari tempat lain. Mereka pun menurut dan sialnya, harga penyet yang mereka makan lebih mahal dari yang kami makan. Ternyata nasib merek lebih malang dari kami. Setelah makan malam, kami melanjutkan melakukan kompilasi data yang telah kita peroleh. Setelah selesai, baru kemudian kami istirahat.


Hari selanjutnya,
target kita adalah menyelesaikan revisi proptek dan melanjutkan mengolah data yang telah diperoleh baik itu dari hasil observasi, wawancara dan kuesioner maupun dari instansi. Kami harus memilah-milah data-data instansi yang diperoleh sesuai dengan yang dibutuhkan saja. Pagi itu, kami semua bangun kesiangan. Pak ketua, Ipul sempat marah kepada kami karena kami tidak bisa bangun pagi (padahal biasanya pak ketua yang susah bangun pagi). pagi itu kami tidak mencari makan di luar karena mamanya Ipul sudah menyediakan makan pagi untuk kami. Kami sangat bersyukur bisa menginap di rumah Ipul, karena orang tua Ipul sangat baik kepada kami. Kami selalu di sediain makanan, camilan dan minuman, terutama ketika kami sedang dirumah dan mengerjakan revisi atau kompilasi data. hingga sore hari, kami telah menyelesaikan proposal teknis, dan menyelasikan mengkompilasikan data. Disela-sela mengerjakan, kami selalu bercerita tentang pengalamn kami selama melakukan wawancara dan menyebar kuesioner. Banyak hal-hal lucu yang terjadi. Seperti saat menyebar kuesioner ke masayarakat setempat.
Ada masayarakat yang menjawab pertanyaan dengan hal-hal yang aneh dan lucu seperti:
-          Apa budaya dan tradisi yang masih ada disini? Ada yang menjawab : Tawuran.  
-          Apa pekerjaan lain Anda disamping pekerjaan tetap? Ada yang menjawab: Paranormal.
-          Fasilitas apa yang perlu di tambahkan di Kelurahan Mulyoharjo? Ada yang menjawab : Kursus ngamplas.
Padahal secara logika, tidak ada budaya tawuran, dan tidak ada tempat kursus untuk mengamplas. Ada juga hal lucu yang terjadi. Ketika seorang ibu-ibu telah selesai mengisi kuesioner, kemudian ia baru akan menulis identitas dirinya tapi dia menuliskan nama suaminya. Kemudian ibu itu berkata sendiri “Lho, kalo namanya Pak Eko, kok pekerjaannya Ibu Rumah Tangga? Ganti sek, ganti sek.” Kami tertawa sendiri mendengarnya.
Meskipun sambil becanda, revisi proptek kami tetep berjalan lancar. Dan ini hasilnya, "cover yang cukup fenomenal by ni'am & farul"

"Cover Proptek"


Pada Malam hari, setelah tugas kami selesai, kami jalan-jalan ke kelompok 2 di kecamatan Mlonggo. Ternyata, di sana suasananya sangat sepi, tidak seperti ditempat kami. Tempatnya juga horror. Kami sangat senang bisa berkunjung kesana, karena biasanya kelompok lain yang berkunjung ke tempat kami. Setelah bercerita- cerita dan bermain kami pun memutuskan pulang, karena kelompok mereka akan makan malam, dan kami juga belum makan malam.





Hari jumat, 
kami mengedit data-data yang belum kami kompilasi, sekaligus menunggu kelompok 3 yang datang berkunjung. Kami sangat senang mereka datang berkunjung, suasana rumah ipul jadi ramai. Tapi sayang, mereka Cuma sebentar karena mereka akan pulang ke semarang. Siang harinya kami jalan-jalan ke pulau panjang. Di sana sangat menyenangkan karena masih sepi dan pantainya sangat indah. Namun, disana juga kami sangat lelah sekali karena harus keliling pulau. Kaki kami langsung pegal-pegal. Namun, kelelahan kami berhasil diobati setelah kami jalan-jalan di pantai bandengan dan menimati sunset disana. Sunsetnya sangat indah. Laut pantai bandengan yang tenang membuat hati menjadi damai. Nyaman dan tenang sekali.


On The Ship ke Pulau Panjang..


Satudio di Pulau Panjang/Pulau Kosong


Satudio di Bandengan (gratisssan)


Malamnya kami jalan-jalan keliling kota jepara sekalian mencari makan, kami juga bertemu dengan kelompok 2 dan jalan-jalan bersama lalu berfoto di patung kartini. Kami pulang ke semarang sabtu pagi.. 


dan akhirnya kita selamat sampai SEMARANG..welcome rutinitas kuliah..hmmm...
tapi seenggaknya studio seminggu di Jepara = Refresh otak lah..haha

Senin, 02 Mei 2011

Refleksi pasca Lapangan

Menurut Farul 
Ketika pertama masuk dalam sentra ukir di Mulyoharjo, terasa berbeda sekali suasananya dengan kawasan yang lain. Dari pintu masuk saja sudah disambut dengan hasil karya pengrajin ukir yang beraneka ragam. Ada patung hewan, kaisar, naga, dan lain – lain. Hal itu ada di sepanjang jalan sentra . Saya disuguhi pemandangan yang sangat menarik. Mulai dari tempat pejualan, tempat produksi, hingga aktivitas produksi ukiran tersebut.
Selain pemandangan yang unik dan khas dalam sentra ukir tersebut, saya juga mendengarkan suara yang mengundang rasa penasaran. Apa sih itu? Ternyata setelah berjalan lebih jauh ke dalam sentra, suara itu berasal dari gergaji mesin, suara amplas mesin, dan alat – alat lain yang saling bersahutan. Pemandangan dan suara itu menjadi salah satu sensasi dari aktivitas produksi ukir yang berlangsung dari pagi hingga sore selama seminggu. Sensasi itu seperti menjadi karakteristik yang khas yang hanya bisa ditemui di sentra ukir Mulyoharjo.
Setelah menelusuri hingga ke dalam sentra ukir, saya semakin merasa kagum dan heran. Baik karena keunikan aktivitasnya maupun keunikan hasil ukirnya yang dipajang di sepanjang jalan.  Sentra ukir Mulyoharjo tersebut menurut saya mempunyai potensi untuk dijadikan tempat wisata. Akan tetapi masih perlu banyak perbaikan terkait sarana parasaranyanya. Seperti ditambah jalur pejalan kaki dan juga peneduh, agar bisa membuat nyaman pengunjung. Hal itu sangat disayangkan, karena belum ada tindakan riil dari pemerintah daerah terkait dengan rencana jangka panjangnya yang akan menjadikan sentra industri ukir sebagai tempat wisata ukir.      

Menurut Denny 
Unik, itulah yang pertama kali terlintas dipikiran saya ketika berada di sentra ukir mulyoharjo. Showroom yang berjajar dari awal sampai akhir, para pengerajin yang sedang membuat ukiran, itulah yang membuat tempat ini unik dan lain daripada yang lain ketimbang daerah disekitarnya. Akan tetapi yang saya herankan adalah kenapa tempat yang mempunyai nilai komersil seperti ini sepi dari pengunjung. Setelah bertanya-tanya kepada salah satu pengusaha ukir yang ada di sentra ukir mulyoharjo, ternyata patung-patung yang dibuat disini sebagian besar adalah pesanan dan lebih banyak pesanan yang berasal dari luar negeri.  
Setelah observasi di sentra ukir dengan suasana yang sangat khas sebagai daerah produksi ukir, hal ini sangat berbeda dengan keadaan di luar sentra ukir tapi masih dalam satu kelurahan mulyoharjo. Dari fasilitas dan infrastruktur yang ada, daerah sentra ukir lebih memadai ketimbang daerah selain sentra ukir. Seperti jalan yang kurang baik kondisinya, fasilitas peribadatan yang kurang, dll. Hal ini menunjukan kesenjangan yang terjadi di kelurahan Mulyoharjo.


Menurut Nunu
Menarik dan sangat unik, merupakan kesan pertama yang dirasakan ketika memasuki wilayah sentra ukir patung, Kelurahan Mulyoharjo, Jepara. Di sepanjang jalan utama kelurahan ini akan disuguhi pemandangan berupa deretan patung yang beraneka macam, mulai dari hewan, tumbuhan sampai patung berbentuk manusia.  Patung patung tersebut dibuat dalam berbagai ukuran, mulai dari ukuran sangat kecil hingga ukuran sebenarnya. Ada pula patung yang berukuran lebih dari 2m, yang biasanya diletakkan sebagai tugu atau simbol. Tidak hanya deretan patung saja, di Kelurahan Mulyoharjo ini terdapat proses produksi dari kayu gelondongan hingga menjadi sebuah patung yang indah dan memiliki nilai jual.
Inilah kegiatan sehari hari masyarakat Kelurahan Mulyoharjo, yakni mengukir. Kesenian yang didapatkan secara turun temurun ini nampaknya masih dijadikan sebagai mata pencaharian utama masyarakat Kelurahan Mulyoharjo. Keahlian pengukir di wilayah ini dalam membuat patung, menjadikan kualitas hasil ukiran patung lebih baik jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Oleh sebab itu, daerah ini dijadikan kawasan sentra ukir patung di Kabupaten Jepara. Lokasi sentra ukir ini cukup mudah dijangkau karena terletak di jalur penghubung antar kota, yakni Jalur Jepara- Pati sehingga aksesibilitasnya mudah. Namun, sangat disayangkan tidak banyak terlihat adanya pengunjung di daerah ini. Para pengunjung datang saat tertentu saja seperti hari libur ataupun saat kunjungan saja. Selain itu, patung hanya berfungsi sebagai  penghias bukan sebagai kebutuhan primer sehingga tidak semua orang membutuhkan patung ini.
Kawasan sentra ukir ini dilengkapi dengan berbagai prasarana dasar seperti listrik, air bersih, telepon serta fasilitas penunjang seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan,fasilitas peribadatan. Di sekitar sentra ukir ini masih terdapat sawah dan lahan kosong. Hal ini membuktikan bahwa terjadi perubahan penggunaan lahan yang semulanya sawah kemudian berkembang menjadi area permukiman dan sentra ukir. Di kawasan ini juga terdapat berbagai toko seperti toko kelontong, toko bangunan, toko penjual bahan finishing dan toko- toko lain yang terbentuk karena adanya tuntutan pemenuhan kebutuhan akibat aktivitas ukir masyarakat setempat. Berkembangnya kawasan sentra ukir diharapkan mampu memberikan spread effect pada daerah sekitarnya. Berbeda dengan kenyataan, masih banyak daerah di sekitar kawasan sentra yang belum berkembang. Kurangnya infrastruktur seperti jalan, pelayanan masyarakat menyebabkan kesenjangan antara kawasan sentra ukir dengan kawasan sekitarnya. Pada wilayah ini memerlukan pemerataan pelayanan masyarakat serta infrastruktur agar kesejahteraan masyarakat dapat merata. Berdasar RTDRK, Kelurahan Mulyoharjo akan dijadikan sebagai pusat pelayanan lingkungan, yakni pusat pelayanan setingkat kecamatan yang berarti Kelurahan Mulyoharjo akan melayani Kelurahan lain disekitarnya. Di wilayah ini akan dibangun Kawasan Industri Mulyoharjo dan fasilitas penunjang seperti terminal penumpang. Diharapkan dengan adanya pembangunan tersebut maka akan meningkatkan PDRB dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.


Menurut TITIN
Pertama kali sampai di sentra ukir yang saya rasakan adalah kagum. Di sepanjang jalan utama Sentra ukir patung berdiri showroom ukir patung dari showroom usaha besar maupun usaha kecil. Tetapi rata-rata di showroom adalah usaha kecil yang dibuat oleh penduduk. Di masing-masing showroom, pemilik memamerkan hasil produksi mereka untuk di perdagangkan. Hasil produksi mereka unik dan menarik. Berbagai macam patung mereka buat dengan kedetailan dan nilai seni tinggi. Saya merasa kagum akan semua hasil produksi mereka yang katanya dibuat sendiri oleh penduduk sekitar Mulyoharjo. Ternyata penduduk sekitar Mulyoharjo dapat mengukir karena keahlian yang didapat secara turun menurun.
Namun ada pertanyaan yang sempat terlintas pada saya, apakah generasi muda misal remaja seusia saya ini mau meneruskan budaya seperti itu? Pasti tidak sedikit dari para generasi muda yang malas untuk melakukan pekerjaan mengukir, ya kan?
Untuk kondisi jalan di sentra ukir ini saya rasa cukup baik. Jalan dibuat menggunakan paving blok. Saya menilai pembuatan jalan menggunakan paving blok itu lebih tepat, daripada harus di aspal. Karena aktivitas yang terjadi di sentra ukir Mulyoharjo ini melibatkan truk-truk dari ukuran kecil hingga ukuran besar untuk mengangkut bahan mentah / kayu , hasil produksi , dll. Jadi apabila jalan rusak akibat sering dilalui truk, biaya perbaikan paving blok lebih mudah.
Harapan saya untuk sentra ukir ini mungkin lebih kepada individu pengrajin ukiran yang bersifat usaha kecil. Mereka memiliki potensi besar apabila pemerintah mau membantu mengembangkan dengan memberikan bantuan modal. Modal dalam bentuk materi maupun modal peralatan mengukir. Dan saya rasa lebih akan menarik lagi apabila di sentra ukir ini difasilitasi trotoar dan pohon peneduh agar pengunjung merasa nyaman.


Menurut Galih
Pada saat memasuki sentra ukir Mulyoharjo, pertama kali yang terlihat adalah pengrajin ukir kayu di sepanjang jalan sentra tersebut. Pengrajin kayu pada jalan sentra tersebut berupa kavling – kavling dengan hasil kerajinan memenuhi kavling – kavling tersebut. Selain tempat ukir terdapat pula suplier kayu yang kayu tersebut berasal dari berbagai daerah. Banyak bentuk dari hasil kerajinan seperti ukiran naga, kuda, gajah, wanita tanpa busana, dan masih banyak lagi. Rata – rata para pengukir menjual dengan cara individu, tanpa melalui perantara. Karena di sepanjang jalan tersebut sudah terdapat tempat penjualan yang menjadi satu dengan tempat produksi.
Selain pemandangan tersebut yang menarik adalah pada proses produksinya. Banyak alt yang digunakan dalam teknik produksi ukir tersebut. Dari secara manual sampai menggunakan mesin. Kelihaian para pengukir dalam membentuk ukirannya penuh dengan rasa seni. Mereka mengukir secara detail dari bagian yang tak terlihat mata hingga yang terlihat mata dikerjakan secara teliti. Bagi yang menggunakan mesin mereka biasanya hanya menggunakan mesin untuk memproduksi ukiran dalam bentuk besar untuk menghemat tenaga. Penglihatan tersebut hanya dapat dilihat di sentra ukir Mulyoharjo.
Setelah berjalan masuk gang – gang di sepanjang jalan sentra tersebut ternyata kegiatan ukir mengukir tidak hanya dilakukan di jalan sentra tersebut, ternyata di dalam gang – gang tersebut juga terdapat pengukir yang tidak kalah menarik hasil ukirannya dibandingkan yang terdapat di jalan sentra. Hal tersebut membuktikan bahwa sebagian besar penduduk Mulyoharjo memiliki keahlian mengukir. Keahlian tersebut diperoleh karena budaya pada daerah tersebut dan juga pada saat menginjak bangku sekolah dulu para penduduk diberi keahlian mengukir. Sayangnya pemerintah belum memaksimalkan potensi yang ada pada daerah tersebut, sehingga para pengunjung paling banyak memesan via telepon ataupun sms. Tidak secara langsung datang ke daerah tersebut. Seharusnya pada sepanjang jalan tersebut diberi peneduh untuk memberikan rasa nyaman pada pengunjung yang hendak membeli. Selain itu untuk pengrajin yang tedapat pada gang – gang diberi akses jalan yang memadai sehingga mereka dapat bersaing dengan yang ada di jalan utama. Sehingga kawasan sentra ukir Mulyoharjo dapat menjadi kawasan pariwisata ukir di Jepara.

Menurut Poppy 
Keren dan Bagus, itu yang ada dipikiran saya karena bisa dikatakan ini baru pertama kali saya melihat proses produksi pengukiran kayu biasanya hanya mengetahui sudah jadi saja. Dari sini saya dapat banyak pengetahuan bahwa pengukiran kayu di Desa Mulyoharjo itu sudah turun-temurun dan pengerjaannya sangat detail sekali. Kagum melihat dari awal pintu masuk Industri Sentra Ukir Desa Mulyoharjo sampai akhir kanan kirinya isinya semua pengrajin kayu. Sampai berpikir dengan penduduk sebanyak ini mereka bisa hidup dengan baik-baik saja padahal sama profesi pekerjaannya. Lalu, penjualan ukir kayunya sendiri sudah menembus dunia internasional jadi bisa dikatakan sudah terkenal di mancanegara kehebatan ukir kayu Desa Mulyoharjo. Pengukir juga mengukir dengan banyak ragam corak ukiran dan selalu memberikan inovasi dari ukuran yang terkecil sampai ukuran yang terbesar sekali. Saya juga kagum bahwa di Desa Mulyoharjo sendiri terdapat sanggar untuk pelatihan ukir bagi para pemula agar keahlian mengukirnya tambah baik namun jumlah sanggar pelatihan mengukir ini masih sangat minim. Inilah yang seharusnya dibantu oleh pemerintah daerah agar keahlian mengukir dari Desa Mulyoharjo tidak punah. Dan melengkapi fasilitas-fasilitas pendukung sentra ukir karena dari yang saya lihat hanya terpusat jalan saja tidak ada fasilitas tempat istrihat (berteduh) dan ruang terbuka hijaunya masih sangat minim.  


Merurut Ulis

Studio selama 5 hari di jepara merupakan salah satu hal terindah yang pernah ku alami. Banyak hal lucu, unik dan menarik yang terjadi. Wilayah studi kami, yaitu Kelurahan Mulyoharjo merupakan salah satu kawasan sentra ukir terbesar di jepara. Saat pertama kali memasuki kawasan sentra ukir, aku langsung takjub dan terpukau. Wow, it”s amazing…aku belum pernah melihat kawasan yang begitu besar berada di sepanjang jalan dan semuanya berisi ukiran yang sangat bagus dan unik. Tidak hanya ukiran, aku juga dapat langsung melihat proses pembuatan ukiran tersebut karena para pengukir juga langsung membuat ukiran disana. Di sana terdapat 5 sentra dengan berbagai macam jenis ukiran, ada ukiran hewan, manusia, alam dan semuanya sangat unik. Ingin rasa hati memiliki salah satu ukiran itu, tapi apa ada budget tak sampai. Ada hal lucu yang terjadi disana saat mngekar-ngekar bule tapi nggak dapet, saat mau wawancara pengukir tapi ditolak mentah-mentah, saat putus asa karena tidak ada pengunjung yang ada, saat capek Dn lelah kemudian tertidur di mushola setelah observasi, ditambah suasana Jepara yang sangat panas. Tapi 2 hari aku dan teman-teman observasi di sana, dan rasarnya aku tak pernah bosan kesana. Bahkan di hari terakhir kami masih menyempatkan diri berfoto di sana hehe.
Tapi, selain melakukan observasi di sana, aku dan teman-teman juga melakukan observasi diluar kawasan sentra ukir untuk mengetahui aktivitas penduduk detempat. Banyak hal lucu dan menggelikan yang terjadi dan jika diingat-ingat, hal itu selalu bisa membuat kelompok kami tertawa. Salah satunya saat aku dan temanku memberikan kuesioner pada seorang ibu yang berprofesi sebagai pengamplas kayu hasil ukiran.  Pada pertanyaan “fasilitas apa yang perlu ditambah?” ibu itu menjawab kursus ngamplas mungkin mbak. Aku dan temanku langsung tertawa terbahak-bahak, tapi tentunya nggak dihadapan ibu itu dong.
Setelah lelah melakukan observasi, survey lapangan dan instansi, membuat laporan selama berhari-hari pada hari terakhir, kami meyempatkan diri refreshing ke pantai. Ini merupakan hal terseru, tercapek, terindah dan tak pernah terlupakan. Kami refreshing ke pulau panjang, keliling pulau tersebut hingga kakiku pegal-pegal semua..menikmati pantai pulau panjang yang semi dan keindahan lautnya yang sangat memikat hati..tenang, bening dan damai. Setelah itu, kami menikmati keindahan sunset di pentai bandengan. Wow..indah sekali…pantai bandengan yang tenang dan damai semakin indah terkena sinar kemerahan mantari yang tenggelam.
Terima kasih, telah memberikan kesempatan berkunjung ke jepara, walaupun Cuma 5 hari (inginnya lebih dari itu hehe), terima kasih juga kepada keluarga ipul yang telah menerima kami dengan baik. Maaf pak ketu jika aku dan teman-temen jadi merepotkan dan selalu menghabiskan makanan hehehehe…makasih juga teman-temenku kelompok 1 dan kelompok lainnya yang telah memberikan kenangan indah bersama yang tak terlupakan…kapan-kapan kita kesana lagi yok.


Menurut Ni'am

Ketika mendengar kata Jepara yang terlukis dipikiran adalah ukiran yang sungguh luar biasa. Jepara memang merupakan kota ukir yang sudah masuk ke dunia Internasional. Desain yang hidup merupakan alasan mengapa banyak yang meminati ukiran dari kota ini. Ketika saya memasuki sentra ukir patung yang ada di Mulyoharjo perasaan kagum pun mendera. Banyak ukiran yang berbentuk hewan atau pun manusia yang seakan-akan mereka hidup. Lalu saya mencoba mewawancarai pera pengrajin dan pimpinan pengukir yang ada baik dari OSCI maupun kepala dari koprasi disana. Ketika saya menanyakan perihal sejarah adanya ukiran di Jepara ada sesuatu yang aneh karena cerita tersebut tidak masuk akal.
Cerita tersebut menceritakan tentang seorang yang dihukum sang raja untuk melukis diatas layang-layang. Ketika naik di atas layang-layang sang pelukis membawa peralatan lukis serta alat pahatnya. Setelah sampai di atas layang-layang raja pun memutuskan tali layang-layang tersebut. Alat pahatnya lukis serta pahatnya pun berserakan dimana-mana. Kebetulan tatahnya jatuh di belakang gunung di Jepara. Oleh sebab itu lah mengapa warga Jepara pintar mengukir. Namun alat-alat lain ada yang jatuh di Bali dan Cina. Itulah mengapa daeah-daerah tersebut juga pintar mengukir.
Selain ukiran Jepara juga menyimpan banyak tempat pariwisata. Seperti pulau panjang, pantai bandengan, pantai kartini dan pulau karimunjawa. Tempat-tempat tersebut menjadi daya tarik sendiri mengapa banyak masyarakat luar Jepara yang berminat berkunjung ke Jepara. Kondisi pantai yang tenang cocok untuk menyagarkan pikiran serta berenang. Ketika ke pantai bandengan kebetulan sedang matahari sedang tenggelam. Suasana yang sangat indah dan romantic pun terasa. Banyak muda mudi yang asik mengobrol dan bercanda ria. Sungguh suasana yang tidak dapat dilupakan.



Ariyadi Berbicara Ukiran 
Pertama kali saya masuk ke sentra ukir patung di desa Mulyoharjo itu pada waktu survei awal untuk melihat kondisi awal wilayah studi untuk survei lapangan. Pada saat masuk pertama kali yang saya rasakan itu nggak enak banget. Karena saat pertama kali masuk di desa Mulyoharjo tersebut bau kayunya itu cukup mengganggu penciuman saya. Tetapi setelah masuk beberapa meter dan melihat ukiran-ukiran patung di desa Mulyoharjo tersebut saya merasa terkagum-kagum karena ukirannya bagus-bagus terutama ukiran hewan-hewannya itu keren banget. Terus yang paling keren itu ukuran ukiran hewannya itu beragam mulai dari yang paling kecil sampai yang paling besar seperti bentuk aslinya. Dan yang paling berkesan waktu di desa Mulyoharjo tersebut saya banyak melihat jenis seni ukiran patung yang sangat berkelas, bahkan sampai ke mancanegara.  
Mungkin Cuma sekilas itu yang pertama kali saya rasakan saat pertama kali datang ke desa Mulyoharjo. Awalnya memang kurang nyaman karena bau dari kayu yang diolah di desa tersebut. Akan tetapi setelah hampir seminggu survey disana  bau itu sudah tidak berpengaruh lagi. Apalagi ditambah dengan keindahan dari ukiran patung terutama ukiran hewannya jadi lebih bisa menikmati keindahan dari ukiran patung di desa Mulyoharjo.



Menurut Lina
Kelurahan Mulyoharjo merupakan salah satu Kelurahan yang terletak di Kecamatan Jepara, yang terkenal sebagai sentra kerajinan ukir patung. Kelurahan Mulyoharjo memiliki luas wilayah 3,92 kmatau 391,895 Hektar. Karena Kelurahan Mulyoharjo menjadi sentra industry ukir patung, maka terlihat sekali kesibukan di desa tersebut sehari-hari adalah mengukir. Sentra kerajinan ukir patung Mulyoharjo diletakan dalam satu gang. Disetiap kanan kiri gang tersebut terdapat show room ukiran patung. Setiap show room atau sentra memiliki jenis ukiran yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan oleh daya imajinasi pengukir yang berbeda pula.
Ketika memasuki gang tempat pusat sentra ukir patung Mulyoharjo, anda akan disuguhi dengan pemandangan yang unik, menarik, dan indah. Hasil ukiran patung yang dipajang dikanan dan kiri telah mewakili inspirasi dan daya kreatifitas pengukir. Terlihat tampak menyejukkan hati, patung-patung hasil ukiran berdiri kokoh dishow room. Ketika melihat patung-patung tersebut perasaan senang akan menghingapi pengunjung, perasaan ingin memiliki, dan perasaan betapa kagumnya sebuah kaya indah telah tercipta oleh tangan-tangan pengukir. Bahkan anda tidak akan bisa membanyangkan betapa pandai dan terampilnya tangan pengukir Mulyoharjo sehingga bisa menciptakan karya yang sangat-sangat menakjubkan. Berjalan disepanjang gang tersebut, perasaan takjub  akan menghilangkan penat yang saat itu anda alami. Perasaan susah anda akan hilang ketika melihat betapa indahnya hasil ukiran patung. Banyak jenis ukiran patung seperti patung budha, patung orang, patung jenis-jenis kehidupan laut dan lainsebagainya.
Pengerjaan ukiran patung setiap hari dilakukan oleh para pengukir. Terdengar bunyi keras dari mesin-mesin pemotong kayu. Terlihat pula kegiatan para pengukir dan para wanita yang sedang mengamplas patung. Pengerjaan ukiran patung dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan penuh ketelitian. Tidak diherankan bahwa patung yang dihasilkan sangatlah indah. Patung-patung yang telah jadi dipanjang dalam show room para pengukir. Banyak pula yang setelah selesai, patung-patung tersebut langsung dikirim pada pembeli dengan menggunakan truk. Sebelum dikirim, ukiran patung dilapisi dengan kertas. Itu dilakukan agar ukiran tidak rusak karena terkena panas, hujan, dan polusi udara. Pembeli bayak yang berasal dari luar Indonesia. Hal tersebut membuktikan betapa indah dan unuknya hasil karya pengukir Mulyoharjo.
Walaupun udara di Jepara yang amat terik dan panas, hal tersebut tidak mengurangi ketertarikan pengunjung. Hal lain akan segera terlupakan ketika anda melihat ukiran patung Mulyoharjo. Karena yang akan anda dapatkan adalah betapa indah dan unik ukiran patungnya. Oleh karena itu, penting sekali untuk anda sekalian mengunjungi sentra industry ukiran patung Mulyoharjo yang terletak di Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara. Anda tidak akan menyesal dengan hasil ukiran patungnya. 

Ungkapan Ipul
Maaf telat, akhirnya punya waktu buat posting.. hehe. Apa yang kurasakan tentu berbeda dengan semuanya, karena aku memang lahir di kota ini. Semua yang dianggap mengagumkan mungkin bagiku terlihat biasa saja. Kelurahan Mulyoharjo, hmmm...
Pertama kali datang ke tempat tersebut mungkin ketika aku masih kecil, aku lupa. Salah satu tempat menarik, dari banyak tempat yang ada di kota Jepara. Yang memilihkan tempat tersebut sebagai wilayah studi kelompok kita juga aku, karena aku tahu tempat tersebut memang memiliki potensi untuk dikembangkan lagi. Meskipun tempat tersbut adalah sentra ukiran patung, tapi aku sendiri malah belum pernah membeli patung di tempat tersebut. hehe.. hal itu mungkin disebabkan sudah terbiasanya aku dalam melihat ukiran - ukiran seperti itu. Memang tempat yang menarik dan banyak dikunjungi oleh pengunjung dari dalam maupun dari luar wilayah, bahkan dari luar negeri. pemerintah sendiri pun menjadikan tempat tersebut sebagai kawasan khusus untuk industri.
Mungkin itu saja yang bisa kuungkapkan saat ini, udah kehabisan kata - kata nih. Terima kasih buat semua temen - temen yang udah ikut posting. Sekalian di koment juga doong..
Sipp..


Sabtu, 09 April 2011

Kamis, 07 April 2011

Selamat Datang,

Ini adalah blog dari kelompok 1 mata kuliah studio proses perencanaan 2011. 
Blog ini berisi tentang semua tugas dari awal sampai akhir.


Tabel Kebutuhan Data

 Berikut adalah preview dari Tabel Kebutuhan Data dari kelompok 1 Studio Proses Perecanaan :






 Untuk melihat lebih lengkapnya, silahkan unduh : Tabel Kebutuhan Data

Peta Dasar

Berikut ini adalah peta dasar dari wilayah studi mikro kami yaitu Kelurahan Mulyoharjo, Kecamatan Jepara :


Peta Survey

Pada peta survey kelompok 1 ini terdapat beberapa tempat yang akan kita datangi untuk mendapatkan data baik itu data sekunder maupun primer.

Berikut ini adalah peta survey yang akan kita lakukan pada tanggal 25 april 2011 mendatang :

Peta Potensi

Berikut ini adalah peta potensi daerah Kelurahan Mulyoharjo yang merupakan tempat studi kami.

Untuk informasi, potensi Kelurahan Mulyoharjo adalah usaha ukir patung.





Sabtu, 12 Maret 2011

Peta Tata Guna Lahan

Kamis, 10 Maret 2011

Gambaran Umum Non-Fisik



KEGIATAN EKONOMI

Kabupaten Jepara memiliki potensi sumber pendapatan daerah yang besar antara lain melalui pajak daerah dan retribusi daerah. Penerimaan keuangan daerah Kabupaten Jepara berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada tahun 2001, penerimaan pendapatan pada di Kabupaten Jepara mengalami kenaikan yang sangat besar yang diakibatkan oleh komponen gaji PNS dihitung sebagai penerimaan yang berasal dari dana perimbangan dengan diberlakukannya otonomi daerah. Tingginya rata-rata penerimaan pendapatan tersebut sebagai akibat dari besarnya dana perimbangan yang diterima.

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi Kabupaten Jepara pada tahun 2003-2007 ditunjukkan oleh Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.



PDRB Kabupaten Jepara Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000
Tahun 2003-2007 (Jutaan Rupiah)

Tahun
Harga Berlaku
Harga Konstan 2000
2003
4.010.481,69
3.146.888,74
2004
4.383.716,47
3.272.718,72
2005
5.018.164,13
3.411.159,69
2006
5.677.316,96
3.554.051,12
2007
6.468.910,34
3.722.617,83
Sumber : PDRB Kabupaten Jepara,2007


Dari data tabel diatas terlihat bahwa PDRB Kabupaten Jepara pada tahun 2007 atas dasar harga berlaku sebesar 6.468.910,34, hal tersebut berarti selama kurun waktu lima tahun PDRB Kabupaten Jepara mengalami peningkatan 2,30 kali. Sedangkan jika dilihat PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar 3.722.677,82 PDRB Kabupaten Jepara mengalami peningkatan 1.32 kali.

Perkembangan PDRB Kabupaten Jepara Atas Dasar Harga Berlaku
dan Konstan 2000 Tahun 2003-2007

Sumber : Pengolahan Data Sekunder Kelompok 1, 2011


PDRB Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Jepara Tahun 2003-2007

NO
Lapangan Usaha
KABUPATEN JEPARA
2003
2004
2005
2006
2007
1
Pertanian
792.332,95
809.671,47
844.812,04
850.186,98
862.931,13
2
Pertambangan dan Penggalian
15.247,48
16.507,63
17.844,75
19.265,19
20.617,61
3
Industri Pengolahan
873.110,09
901.589,32
931.381,96
977.008,57
1.033.624,52
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
18.887,87
21.687,24
23.328,22
24.504,54
26.158,84
5
Bangunan
126.399,76
141.938,91
157.836,02
175.324,21
189.805,98
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
700.875,22
721.304,63
748.785,34
771.685,93
807.572,47
7
Pengangkutan dan Komunikasi
173.894,49
179.625,72
186.349,48
194.937,19
202.800,26
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
172.080,99
189.182,63
199.311,83
218.489,65
231.595,61
9
Jasa - jasa
274.009,73
291.192,17
301.509,83
322.648,85
347.571,40

Total
3.146.838,58
3.272.708,72
3.411.159,47
3.554.051,11
3.722.677,82
Sumber : PDRB Kabupaten Jepara, 2007

Dari data diatas dapat diketahui bahwa sector unggulan yang ada di Kabupaten Jepara adalah lapangan usaha industri pengolahan yaitu laju pertumbuhan sebesar 7,45% pada tahun 2003, 8,26% pada tahun 2004, 8,10% pada tahun 2005, 7,96% pada tahun 2005 dan 7,02% pada tahun 2007 pada total PDRB tiap tahunnya. Sedangkan sektor pertanian menempati peringkat kedua dengan laju pertumbuhan sebesar 12,54% pada periode 2003-2007.
Permasalahan pokok dibidang makro ekonomi Kabupaten Jepara adalah walaupun pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita mengalami peningkatan, namun masih relatif kecil sehingga belum dapat menambah lapangan pekerjaan untuk menyerap pengangguran yang masih besar.
Permasalahan pokok berkaitan dengan keuangan daerah adalah masih kecilnya rasio kemandirian keuangan daerah yang hanya mencapai rata-rata sebesar 14,5% dari seluruh pendapatan Daerah, dari sisi pengeluaran sebagian besar masih digunakan untuk mencukupi kebutuhan rutin.

SUMBER DAYA MANUSIA, SOSIAL, DAN KEPENDUDUKAN


Berdasarkan data di atas menunjukkan pertumbuhan penduduk tiga tahun terakhir (2003-2005) cenderung menurun, namun dengan angka sementara (2006) ternyata terjadi pertumbuhan yang meningkat. Proporsi jumlah penduduk perempuan sampai dengan tahun 2004 lebih besar daripada laki-laki.


Dapat dilihat dari tabel di atas, penyebaran penduduk Kabupaten Jepara yang terpadat berada di wilayah Kecamatan Jepara dan yang terendah adalah Kecamatan Karimunjawa. Tingkat kemakmuran dan gambaran sosial ekonomi masyarakat dapat ditentukan oleh tingkat kepadatan penduduk suatu wilayah. Akan tetapi belum semuanya dapat dibenarkan, karena tingkat kepadatan Kabupaten Jepara tergantung pada potensi yang dimiliki dan kemampuan penduduk di Kabupaten tersebut dalam memanfaatkan potensi yang ada. Jika daerah tersebut dapat memanfaatkan potensi daerah yang dimiliki dengan baik dan maksimal, maka daerah tersebut dapat menjadi daerah yang makmur dan gambaran sosial ekonomi yang maksimal walaupun mempunyai tigkat kepadatan yang rendah.

PERDAGANGAN
Prospek perdagangan di Kabupaten Jepara cukup baik, dari data yang telah diperoleh jumlah pengusaha kecil pada tahun 2006 sebanyak 9.608 dan jumlah pengusaha menengah sebesar 613 orang. Perdagangan di Kabupaten Jepara dibedakan menjadi dua yaitu perdagangan di dalam negeri dan ke luar negeri. Produk Kabupaten Jepara yang diperdagangkan pada tingkat lokal maupun regional berupa tenun ikat troso dari sutra dan katun (sarung, sprei, korden, bahan baju), produk kerajinan daerah (mebel, ukiran, monel), industri pertambangan (batu gamping, pasir dan marmer). Sedangkan produk Kabupaten Jepara yang diekspor terdiri dari mebel, ukiran, kayu, kerajinan emas putih (monel) dan kerajinan anyaman (rotan dan bambu). Industri mebel ukir yang yang berada di Kabupaten Jepara  menjadi industri andalan Jepara, dan sudah menjadi produk unggulan Jawa tengah dan Nasional serta mampu menerobos pasar di 58 negara. Di samping itu yang tak kalah membanggakan adalah keberadaan logam monel dalam bentuk kerajinan emas putih, juga telah merambah pasar ekspor, yaitu Timur Tengah dan Eropa.

PERINDUSTRIAN
Kabupaten Jepara memiliki beberapa keunggulan komparatif antara lain jumlah tenaga kerja sektor industri mebel sangat besar, sedangkan keunggulan kompetitifnya antara lain kualitas produk industri yang sudah dikenal di manca negara. Jenis industri yang berkembang dan merupakan komoditi unggulan, antara lain kerajinan mebel, tenun ikat troso, konveksi, keramik/gerabah.

PARIWISATA
Kabupaten Jepara mempunyai potensi pariwisata yang sangat lengkap apabila dibandingkan dengan daerah lain. Beberapa potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Jepara antara lain meliputi: Taman Nasional Laut Karimunjawa, Pantai Kartini, Pantai Bandengan, situs-situs sejarah dan lain sebagainya. Untuk meningkatkan pendapatan dalam bidang kepariwisataannya, Kabupaten Jepara perlu meningkatkan sarana prasarana yang dimiliki yang dapat membuat wisatawan menjadi semakin nyaman dan lama tinggal di lokasi. Sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan yang ada belum maksimal, baik diobyek wisata yang ada di Jepara terutama di Taman Nasional Laut Karimunjawa yang telah menjadi icon kepariwisataan unggulan di Jawa Tengah. Penyediaan sarana prasarana dan fasilitas penunjang diharapkan akan memperbesar peluang investor untuk menanamkan modalnya di Karimunjawa.

PERTANIAN DAN PETERNAKAN
Dalam hal pertanian, Kabupaten Jepara dapat meningkatkan hasil pertanian dari tahun 2001 hingga tahun 2005. Akan tetapi pada tahun 2006 mengalami penurunan karena jumlah konsumsi yang meningkat tidak dimbangi dengan luas areal produksi yang menurun. Hal tersebut menyebabkan jumlah produksi berkurang. Sementara itu sektor pertanian jenis komoditi potensial tanaman bahan makanan unggulan Kabupaten Jepara yang dapat dikembangkan adalah buah-buahan, padi, sayur-sayuran, kacang tanah, dan ketela pohon.
Komoditi potensial peternakan di Kabupaten Jepara yang memiliki nilai produksi cukup besar adalah: ayam, kambing, sapi, dan kerbau. Dalam pengembangan sektor pertanian dirasakan masih kurang investasi di bidang agro industri. Permasalahan umum pertanian dan peternakan adalah secara ekonomis, peranan sub sektor ini cenderung meningkat walaupun tidak terlalu signifikan, namun sektor ini tetap merupakan lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja cukup besar.

KEHUTANAN
Jenis komoditi kehutanan yang memiliki nilai produksi terbesar adalah kayu bakar rakyat, bambu, kayu hutan rakyat, dan arang rakyat. Sedangkan untuk perkebunan, komoditi unggulannya adalah kapuk randu, berturut-turut kemudian kelapa, tebu, karet, jambu mete dan coklat.

PERIKANAN DAN KELAUTAN
Komoditas andalan sektor perikanan dan kelautan dari hasil tangkapan ikan di laut adalah ikan tongkol, ikan kembung, dan ikan teri. Sedang untuk produksi budidaya perikanan darat adalah ikan bandeng dan udang. Permasalahan yang masih dihadapi pada sektor perikanan dan kelautan adalah kondisi fluktuatif, hal ini dapat disebabkan antara lain karena Daya Dukung Lingkungan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan dan sudah terjadi gejala overfishing pada jalur I daerah penangkapan ikan di laut.

SOSIAL BUDAYA DAERAH
Sejarah Jepara menunjukkan bahwa pada tahun 1470 Jepara merupakan kota pantai yang baru dihuni oleh 90-100 orang serta dipimpin oleh Aryo Timur. Dengan ketekunan, keuletan, ketabahan dan kegigihannya, Aryo Timur berhasil mengembangkan kota pantai kecil yang dikelilingi benteng berupa kayu dan bambu ini, menjadi sebuah bandar yang cukup besar. Di Kabupaten Jepara saat ini terdapat empat situs bersejarah. Kebesaran Kabupaten Jepara pada masa lalu serta potensi sosial budaya dan ekonomi yang dimiliki, saat ini dihadapkan pada perubahan yang dinamis dalam konteks globalisasi pada satu sisi, dan kecenderungan menguatnya semangat otonomi daerah pada sisi yang lain, menuntut adanya paradigma pembangunan yang adaptatif terhadap dua kutub kecenderungan tersebut sebagai upaya untuk menempatkan Kabupaten Jepara tetap menjadi Kabupaten yang terkemuka dan diminati lebih banyak wisatawan.

PENDIDIKAN
Pengembangan pendidikan yang selama ini dilaksanakan di Kabupaten Jepara bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM), karena SDM merupakan subyek atau pelaku dari pelaksanaan pembangunan. Oleh karena itu apabila suatu daerah memiliki SDM yang baik, maka SDM tersebut dapat menentukan karakter dari pembangunan ekonomi, sosial dan budaya daerah. Sejak pendidikan menjadi kewenangan wajib daerah, Kabupaten berwenang dalam jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs) serta pendidikan menengah (SMU/SMK/MA). Berdasar hal tersebut Kabupaten Jepara pada 5 tahun kedepan akan memajukan pendidikan dalam semua tingkatan, maupun penyediaan sarana dan prasarana pendukung pendidikan, baik fisik maupun non fisik. Dalam rangka memajukan pendidikan, Kabupaten Jepara akan secara bertahap memenuhi anggaran pendidikan sesuai amanah Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional sebesar 20%. Provinsi Jawa Tengah baru akan menerapkan anggaran pendidikan 20 persen pada tahun 2008, sedangkan Pemerintah Pusat pada tahun 2009. Untuk melihat perkembangan urusan pendidikan pada lima tahun berjalan (2002-2006).

KETENAGAKERJAAN
Menurut kantor Dinas Tenagakerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Jepara, banyaknya pencari kerja yang terdapat sampai dengan tahun 2009 sebanyak 23.859 orang, sebagian besar dari pencari kerja tersebut berpendidikan Sarjana Muda ke atas (59,46 persen), setingkat SLTA (37,26 persen) selebihnya (3,28 persen) berpendidikan setingkat SD dan SLTP.
Tahun 2009 telah terjadi penyusutan kontribusi sektor industri. Penduduk Kabupaten Jepara berdasarkan lapangan usaha (sektor) dari data hasil Susenas 2009 sebagian besar berusaha / bekerja di sektor Industri (39,59 persen) dan Pertanian (20,28 persen), selebihnya berusaha / bekerja di sektor Pertambangan, Listrik, Konstruksi, Ke-uangan dan Jasa-jasa.

PEMERINTAHAN 
Sampai dengan tahun 2005, secara administratif Kabupaten Jepara terbagi atas 14 wilayah Kecamatan dan 183 desa. 


KEPEGAWAIAN DAN KELEMBAGAAN
            Jumlah aparatur Pemerintah Kabupaten Jepara tahun 1995 sebanyak 2.558 pegawai, tahun 2005 menjadi 8.763. Peningkatan tersebut karena terjadi pelimpahan pegawai dari instansi vertikal. Dari sisi kelembagaan, terjadi perubahan Stuktur Organisasi dan Tata Kerja, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

POTENSI WILAYAH
Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena terdapat sentra kerajinan ukiran kayu ketenarannya hingga ke luar negeri. Kerajinan mebel dan ukir ini tersebar merata hampir di seluruh kecamatan dengan keahlian masing-masing. Namun sentra perdagangannya terlekat di wilayah Ngabul, Senenan, Tahunan, Pekeng, Kalongan dan Pemuda.
Potensi Kabupaten Jepara :
  • Industri Mebel Ukir Jepara. Industri ini tersebar luas di hampir semua kecamatan Jepara, kecuali Kecamatan Karimun Jawa
  • Kerajinan Patung & Ukiran. Sentra Kerajinan ini terdapat di desa Mulyoharjo Jepara. Di sana terdapat lebih dari 90 pengusaha di bidang kerajinan Patung dan Ukiran
  • Kerajinan Relief.Sentra Kerajinan ini terdapat di Desa Senenan, dekat Rumah Sakit Kartini Senenan Jepara.
  • Mebel & Kerajinan Rotan. Kerajinan rotan in terkumpul di Desa Teluk Sidi Jepara.
  • Tenun Ikat Troso (sarung, sprei, korden, bahan baju terbuat deri sutra dan katun). Sentra Tenun ini tersentra di daerah Troso, Pecangaan Jepara.
  • Kerajinan Monel
  • Kerajinan Gerabah Mayong
  • Pariwisata


Sebagai sebuah daerah dengan tingkat kemajuan di bidang industri yang cukup membanggakan pemerintah daerah masih kurang memperhatikan sektor potensial yang sebenarnya sangat berkaitan erat dengan sektor industri dan dapat bersinergi satu dengan lainya, yaitu sektor pariwisata. Konektivitas kedua sektor tersebut terbentuk dalam sebuah simbiosis mutualisme dimana idealnya sektor pariwisata selalu mengikuti peningkatan pertumbuhan sektor industri, karena banyak sekali pasar ceruk (niche market) yang dapat dikembangkan sebagai sebuah industri jasa pariwisata bagi para pelaku bisnis.

Kondisi sektor pariwisata di Jepara berada pada kondisi kurang kreatif, lambat berkembang dalam mengikuti laju perkembangan sektor industri khususnya industri furniture. Hal itu tervisualisasi lewat minimnya pusat perbelanjaan modern sekelas mall, hotel berbintang, café dan pengelolaan obyek-obyek wisata potensial secara lebih profesional dan busines oriented.
 Pariwisata yang dapat dikembangkan di Jepara antara lain pantai Bandengan, kepulauan karimunjawa, Pantai Bondo, Desa Tempur, Pantai kartini, Pulau Panjang, Benteng Portugis dan masih banyak lagi.