Kamis, 10 Maret 2011

Gambaran Umum Fisik

KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF

Kabupaten Jepara, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan ibukotanya Jepara. Kabupaten Jepara terletak di posisi 110° 9' 48,02" sampai 110° 58' 37,40" Bujur Timur dan 5° 43' 20,67" sampai 6° 47' 25,83" Lintang Selatan. Batas administrasi Kabupaten Jepara adalah sebagai berikut : 

- Utara    : Laut Jawa 
- Selatan : Kabupaten Demak
- Barat    : Laut Jawa
- Timur    : Kabupaten Kudus 

Kabupaten Jepara memiliki luas 1.004,16 km²  dan terbagi menjadi 14 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 183 desa dan 11 kelurahan. wilayah tersempit adalah Kecamatan Kalinyamatan (24,179 Km2), sedangkan wilayah terluas adalah Kecamatan Keling (231,758 km2). Sebagian besar luas wilayah merupakan tanah kering, sebesar 740,052 Km2 (73,70%) sisanya merupakan tanah sawah, sebesar 264,080 Km2 (26,30%).
           
Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah, dengan bagian barat dan utara dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau di Laut Jawa. Dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. 

Secara topografi, ketinggian permukaan tanah wilayah Kabupaten Jepara berada diantara 0 sampai 1.301 mdpl. Daerah terendah adalah Kecamatan Kedung antara 0 sampai 2 mdpl yang merupakan Dataran Pantai, sedangkan daerah yang tertinggi adalah Kecamatan Keling antara 0 sampai 1.301 mdpl merupakan Perbukitan Lereng Gunung Muria. Kabupaten Jepara beriklim tropis dengan rata-rata musim penghujan empat sampai lima bulan dan musim kemarau antara tujuh sampai delapan bulan dalam setahun, dengan suhu rata-rata antara 21,55oC sampai dengan 32,71oC.


SUMBERDAYA ALAMIAH DAN LINGKUNGAN

Kabupaten Jepara menorehkan prestasi gemilang pada isu lingkungan di Jawa Tengah. Dari standar minimal 50 persen, Kabupaten Jepara mampu menutup lahan kritis seluas 13.000 hektar cagar alam atau 63 persen dari total lahan kritis yang ada. Termasuk di dalamnya adalah kawasan pulau kecil dan pantai seperti Pulau Panjang.  Sedangkan di tingkat nasional, Jepara menempati peringkat kedua setelah kabupaten Pacitan, Jawa Timur, dalam hal kemampuan menutup lahan kritis mencapai.  Daerah tersebut menutup 71 persen lahan kritisnya.Hal ini diungkapkan Bupati Jepara Drs. Hendro Martojo, MM.
Untuk meningkatkan keberhasilan tersebut, Pulau Panjang yang terletak di sebelah barat obyek wisata bahari Pantai Kartini dijadikan pusat peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) tahun 2010 tingkat Kabupaten Jepara. Sementara itu, Kabupaten Jepara pada tahun ini juga merupakan salah satu dari sepuluh daerah peraih penghargaan Kabupaten Peduli Ristek. Prestasi diraih melalui pengembangan kacang organik di Desa Suwawal Timur, Lebak, dan Bulungan (SULEBU). Luas budidaya di desa-desa yang masuk kecamatan Pakisaji mencapai 250 hektar.
Kepala Dinas Kehutananan dan Perkebunan Kabupaten telah melakukan  pelepasan aneka satwa di kawasan konservasi pulau Panjang dimaksudkan untuk mengembalikan pulau tersebut sebagai mana aslinya. Beberapa tahun silam banyak ditemui beragam satwa burung yang hidup disana, untuk itu mereka berharap  penambahan satwa di kawasan konservasi bisa memberikan kenyamanan bagi pengunjung saat berada di lokasi wisata tersebut. Selain itu, mereka juga melarang kepada masyarakat untuk tidak mengambil dan memburu satwa yang ada di kawasan konservasi pulau panjang. Dengan begitu Sumber Daya Alam (SDA) Hayati dan ekositem di Jepara tetap terjaga.  


INFRASTRUKTRUR DAN FASILITAS

Penyehatan Lingkungan. Volume sampah, baik sampah cair maupun sampah padat, dari tahun ke tahun mengalami kenaikan sejalan dengan makin bertambahnya aktivitas masyarakat. Volume sampah padat tahun 1995 sebesar 145,5 m3, tahun 2005 menjadi 619,5 m3, atau rata-rata bertambah 31,7% per tahun. Jumlah sampah terangkut ke TPA tahun 1995 sebesar 107 m3 (72,2%), tahun 2005 menjadi 502 m3 (81%). Permasalahan persampahan adalah masih rendahnya cakupan pelayanan persampahan dan bertambahnya volume sampah yang didaur ulang serta belum optimalnya tingkat kesadaran masyarakat tentang kebersihan.
Tabel Perkembangan Sampah Kabupaten Jepara
Tahun 1996 – 2005
No
Perkembangan Sampah
Tahun
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
1
Volume sampah/hari–m3
148,5
160
168,5
175
175,5
205
528
619,5
2
Sampah terangkut – m3
107,3
144
152
160
165,5
185
422,5
502
3
Daerah pelayanan – Ha
674
7780
873
1170
2026
2443
3116
4
TPA - buah
1
2
3
4
4
4
4
Sumber: DKPPK Kabupaten Jepara, 2006

Tabel Sarana Prasarana dan Pelayanan Persampahan
Kabupaten Jepara Tahun 1996 – 2005
Jenis Data
Tahun
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
1. Pengangkutan










    • Truk
7
7
7
7
7
8
8
9
9
9
    • Pick Up
4
4
4
4
4
4
4
4
6
6
2. Tempat










Pembuangan









    • Transfer Depo

1
1
1
1
1
1
1
4
4
    • Container
9
13
25
25
28
36
48
60
72
81
    • TPS
12
14
21
24
25
25
33
36
36
39
    • TPA

1
1
2
2
3
4
4
4
4
3. Volume Sampah










    (m3)










    • Terkumpul
148.5


160
168,5
175
175,5
205
528
619,5
    • Terangkut
107,3


144
152
160
165,5
185
422,5
502
4. Tingkat Pelayanan










    • Luas Daerah (ha)
675,5
780,6



673
1770
2026
2443
3116
    • Penduduk (jiwa)
38728
63691



44950
63691
115337
141460
164616
5. Retribusi (juta)










• Sampah
117,7
113,7
74,7
63,1
67,4
84,3
85,7
98,9
101,9
105,3
• Sedot Kakus





5,3
6,1
10,0
11,4
11,3
Sumber: DKPPK Kabupaten Jepara, 2006

Perumahan dan Permukiman. Pola pembangunan perumahan dan permukiman masih selaras dengan prasarana lingkungan yang sudah ada. Dilihat dari kelayakan rumah, tahun 1995 jumlah KK berumah tak layak huni sebanyak 7.801 KK, tahun 2005 menjadi 7.224 KK. Permasalahan pokok perumahan dan permukiman adalah kurang konsistennya pelaksanaan tata ruang, semakin keterbatasan lahan, pertumbuhan rumah tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk, dan keterbatasan kemampuan masyarakat. Disamping itu masih banyak perumahan kumuh serta masih banyaknya bangunan yang menempati tanah negara.

Tabel Perkembangan Keluarga Berumah Tidak Layak
Kabupaten Jepara Tahun 1995, dan 2000 – 2005

Tahun
Jumlah Keluarga Berumah
Tidak Layak
1995
7.801
2000
7.763
2001
6.984
2002
6.984
2003
7.095
2004
7.881
2005
7.224
Sumber: Badan Kesbanglinmas Kabupaten Jepara, 2006

Air Bersih. Jumlah pelanggan PDAM mengalami peningkatan, tahun 1995 sebanyak 4.629 pelanggan, menjadi 17.008 pelanggan tahun 2005. Volume air PDAM yang disalurkan juga mengalami peningkatan, tahun 1995 sebanyak 981.856 m3, menjadi 4.007.989 m3. Data  tersebut menunjukkan bahwa semakin lama tingkat kebutuhan akan air bersih dari PDAM semakin meningkat, baik untuk keperluan rumah tangga ataupun non rumah tangga. Permasalahan pokok air bersih adalah masih banyak penduduk atau rumah tangga yang belum mendapatkan air bersih.

Tabel Jumlah Pelanggan PDAM di Kabupaten Jepara
Tahun 1995 – 2005

Tahun
Jumlah Pelanggan PDAM
Volume Air yang Disalurkan
(m3)
1995
4.629
981.856
1996
5.08
1.473.969
1997
5.651
1.786.007
1998
7.492
2.024.712
1999
8.771
2.544.777
2000
9.601
2.942.996
2001
11.118
3.356.150
2002
12.749
3.854.848
2003
14.213
4.065.898
2004
15,700
3.604.713
2005
17.008
4.007.989
Sumber: Jepara Dalam Angka 1995 – 2005

Pertamanan dan Penerangan Jalan. Perkembangan taman kota dilihat dari luasan taman mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, apabila tahun 1995 seluas 6.200 m2, tahun 2005 sudah mencapai 38.156 m2, mengalami peningkatan rata-rata sebesar 51,5% per tahun. Penerangan jalan umum tersebar di seluruh wilayah, tahun 1995 sebanyak 343 titik dan pada tahun 2005 sebanyak 1.264 titik atau rata-rata mengalami peningkatan sebesar 2,69% tiap tahun.

Tabel Perkembangan Penerangan Jalan Umum Kabupaten Jepara
Tahun 1995 – 2005

No
Pengelolaan dan Pemeliharaan Jalan Umum
Tahun

1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005


1
Kec. Jepara (titik)
184
224
261
296
332
367
403
415
420
614
622

2
Kec. Tahunan (titik)
40
57
73
89
105
122
138
147
150
150
153

3
Kec. Kedung (titik)
7
13
20
27
34
40
47
50
52
55
58

4
Kec. Pecangan (titik)
43
54
64
73
83
94
104
106
108
120
123

5
Kec, Kalinyamatan (titik)
 -
14
16
18
21
24

6
Kec. Batealit (titik)
5
8
12
15
18
22
26
28
30
33
36

7
Kec. Welahan (titik)
11
17
22
28
33
38
43
45
47
50
53

8
Kec. Keling (titik)
15
18
20
22
25
28
31
33
35
38
41

9
Kec. Kembang (titik)
 -
 -
8
10
11
13
16

10
Kec. Mlonggo (titik)
10
12
14
15
17
19
20
22
24
27
27

11
Kec. Bangsri (titik)
11
16
19
23
26
30
33
36
38
42
45

12
Kec. Nalumsari (titik)
16
18
20
23
26

13
Kec. Mayong (titik
17
19
21
23
25
27
30
32
34
37
40


Jumlah Titik
343
438
526
611
689
787
913
958
987
1223
1264

Sumber: DKPPK Kabupaten Jepara Tahun 2006

Permasalahan pertamanan dan penerangan jalan adalah keterbatasan jumlah ruang terbuka di perkotaan, belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan maupun perawatan taman, terbatasnya titik penerangan jalan umum dan pemeliharaan oleh masyarakat.


0 komentar:

Posting Komentar